Nothing is Impossible

Kali ini saya mau bercerita sedikit tentang perjalanan saya masuk perguruan tinggi yang hingga akhirnya saya dapat diterima di Universitas Hasanuddin (UNHAS) jurusan teknik geologi, prodi teknik pertambangan. Begini ceritanya…


Di tahun 2013 ini, ada dua jalur penerimaan mahasiswa baru untuk masuk PTN yang disediakan oleh pemerintah, SNMPTN (jalur undangan) & SBMPTN (jalur tes tulis). Untuk jalur undangan kali ini seluruh siswa diperbolehkan untuk ikut, berbeda dengan jalur undangan tahun-tahun sebelumnya yang hanya dikhususkan untuk siswa yang masuk dalam peringkat 10 besar di sekolahnya. Singkat cerita, jadi ketika itu saya mendaftar di salah satu PTN di Surabaya dengan memilih jurusan teknik metalurgi dan teknik geofisika.

Ketika itu, saya benar-benar yakin 100% kalau saya bakal lolos di salah satu pilihan itu, dan tidak butuh mengikuti yang namanya SBMPTN. Kenapa? Ya, karena saya mempunyai sertifikat olimpiade kebumian tingkat kota, provinsi, hingga nasional yang saya sertakan ketika mendaftar SNMPTN. 


Dilain sisi, saya juga berminat masuk PTK (Perguruan Tinggi Kedinasan), PTK yang saya daftari kemarin yakni STIS, AMG, dan STAN. Tes masuk PTK yang pertama kali saya ikuti adalah STIS. Dan pengumuman hasilnya lebih dahulu dari SNMPTN. Sayapun deg-degan ketika membuka pengumuman hasil USM STIS, dan hasilnya apa? “saya gagal”. Disitu saya drop bukan main. Saya merasa gagal ngewujudin keinginan orang tua saya untuk masuk STIS seperti mas saya.

Setelah itu, saya pikir “ya sudahlah, masih ada SNMPTN”. Dan ketika tiba waktunya pengumuman SNMPTN, saya masih tetap deg-degan walaupun saya yakin kalau saya pasti lolos. Dan ketika saya buka dan memasukkan nomor snmptn, kalian tau apa yang muncul? “Maaf Anda belum lolos SNMPTN”. Dan kalian tau yang lebih parahnya apa? Disamping saya ada ibu saya yang juga ikut melihat hasilnya. Disitu ibu kelihatan kecewa sekali, jujur mungkin itu kali pertamanya saya benar-benar ngecewain orang tua saya. Saya langsung cium kaki ibu saya sambil nahan tangis yang benar-benar menyesakkan dada dan meminta maaf. Bahkan satu keluargapun bisa dibilang shock melihat hasil-hasil yang saya peroleh.

Setelah itu saya benar-benar merasa jadi orang paling “GOBLOK” sedunia. Berbeda dengan mas saya yang selalu bisa membanggakan orang tua. Ketika jamannya, hampir semua perguruan tinggi yang dia daftari menerimanya. Sedangkan saya apa? Berasa seperti anak yang tidak berguna di keluarga. Sipencatar AMGpun saya gagal.

Akhirnya, mau tidak mau saya harus ikut SBMPTN. Jujur, sebenarnya saya sudah tidak ada semangat lagi, bayangkan jeda antara tes SBMPTN dengan pengumuman SNMPTN itu kurang lebih cuma dua minggu. Dan saya tidak punya persiapan apa-apa. Jangan persiapan, semangatpun tak ada sama sekali. Padahal, mereka yang akan ikut tes SBMPTN saja sudah belajar lebih dari 2 bulan dan ada juga yang ikut bimbel secara intensif. Saya pikir, ya sudahlah, wallahualam. Kalau saya sampai lolos kali ini, berarti ini rezeki saya. Ketika itu, saya memilih menggunakan strategi barat ke timur. Pertama teknik kimia UB, kedua teknik pertambangan UNHAS, ketiga teknik pertambangan UNCEN.

Hari tes sbmptnpun tiba, yang ada dipikiran saya ketika itu adalah “saya bayar pendaftaran itu untuk mengisi penuh lembar jawaban, bukan ngosongin lembar jawaban”. sebelum berangkat, sayapun menyempati untuk shalat Duha. Dan ketika tes TPA saya cukup lancar menjawab, tetapi ketika Tes Kemampuan IPA, saya blank. Tapi dengan niat awal, maka lembar jawaban saya penuh walau dengan jawaban ngawur semuanya.

Sepulang tes, bapak menyuruh saya untuk daftar masuk poltekkes Sorong, sebenarnya saya tidak mau. Karena saya yakin bahwa passion saya bukan disitu. Tapi yang namanya perintah orang tua, maka saya daftar. Dan ketika melihat pengumuman hasil tes poltekkes di Koran, ternyata nama saya ada dan berada di urutan pertama. Saya senang bukan main, ternyata pilihan orang tua memang tidak pernah salah. Akhirnya sayapun ikhlas untuk masuk poltekkes, daripada saya tidak kuliah? :)

Akan tetapi orang tua saya tetap saja bertanya, kapan pengumuman SBMPTN. Dan hari yang mereka nanti-nantipun tiba. Berbeda dengan mereka yang sangat penasaran, saya justru malas untuk melihat. Paling-paling juga hasilnya “maaf anda gagal” lagi. Tapi karena dipaksa terus-terusan oleh ibu saya, akhirnya sayapun membuka pengumumannya. Dan kalian tahu apa hasilnya?



Sumpah, disitu saya langsung sujud dan mencium kaki ibu saya, saya benar-benar bersyukur, ternyata ALLAH SWT mempunyai rencana yang indah untuk hambanya. Dibalik segala kegagalan yang menimpa saya secara beruntun, ternyata tersimpan rencana indah. :)

Akhirnya poltekkespun saya lepas dan saya lebih memilih teknik pertambangan Unhas. :)



 

Posting Komentar

Berkomentarlah sepuasnya, selama tidak mengandung unsur pornografi, unsur belerang, dan sara. oke? sip!