Setelah membaca cerita Andy F. Noya di buku “TOP WORDS 2” karya Billy Boen, dalam
hati saya sekali lagi bersyukur bisa kuliah di prodi teknik pertambangan.
Jujur, dulu dan bahkan sampai sebelum mebaca buku ini, saya masih iri dengan
teman-teman saya yang diterima di perguruan tinggi kedinasan. Alasannya, karena
masa depan mereka sudah jelas dan pasti. Jadi PNS. Ya, orang tua mana yang
tidak senang melihat anaknya memiliki masa depan yang sudah pasti? Jadi PNS
pula.
Tetapi setelah saya tau kata out of the box dari beberapa buku yang saya
baca, saya mulai berpikir, tidak apalah saya tidak sekolah di sekolah kedinasan,
toh cita-cita saya dari awal bukan jadi PNS. Ya, mungkin di sisi lain saya
belum ditakdirkan oleh Tuhan untuk menggapai masa depan dengan jalan yang
mulus. Mungkin saya memang harus selalu ditempa dengan jalan yang penuh
lika-liku dalam menuju kesuksesan, agar saya tau bagaimana cara bersyukur.
Jujur, selama ini saya merasa, rasa syukur saya atas karunia-Nya memang masih
kurang.
Mungkin sekarang status saya bukan sebagai
mahasiswa kedinasan seperti yang diimpikan orang tua, layaknya kakak saya. Tapi
toh saya juga mempunyai cara sendiri untuk membahagiakan keduanya. Menjadi Mine
engineer memang merupakan cita-cita saya sejak SMA, dan saya sudah mendapatkan
langkah awalnya di perguruan tinggi. Dan menjadi Entrepreneur merupakan mimpi
yang akan saya wujudkan. “Insya Allah”.
Aamiin. :)
Dulu
ketika masih galau saya pernah berkata seperti ini kepada bapak saya,
Saya : pak, tahun depan saya ikut tes kedinasan
lagi ya?
Bapak : ya terserah kamu le, tapi jangan pindah
sana-sini, sayang umurmu.
Setelah
saya mendapat titik kenikmatan dalam dunia teknik pertambangan,
Bapak : le, kalau kamu memang tidak betah, tahun
depan tes saja lagi di kedinasan.
Saya : makasih
pak, tapi saya sudah senang di pertambangan. :)
Posting Komentar
Berkomentarlah sepuasnya, selama tidak mengandung unsur pornografi, unsur belerang, dan sara. oke? sip!